Persiapan Menyambut Kunjungan Bulan Ramadhan
Muqadimah.
Tanpa dinyana bahwa Bulan Ramadhan (selanjutnya
disebut: Ramadhan) sebentar lagi akan menghampiri ummat Islam seluruh dunia, sebagai
upaya untuk meningkatkan kwalitas dan kwantitas setiap nilai amalan yang
dilakukan. Memperlebar kesempatan bagi setiap orang untuk berbuat baik dan beramal
sholeh. Di dalamnya penuh dengan kebajikan, kebaikan dan keutamaan (fadhilah).
Sudah sewajarnyalah ummat Islam mempersiapkan diri menuju bulan penuh berkah
itu dengan persiapan yang matang dan terplanning. Adakah persiapan khusus
yang telah akan dilakukan? Atau hanya sibuk dengan dengan berbagai pernak-pernik
penyambutan Ramadhan yang bersifat lahiriyah semata, sibuk menyusun berbagai menu
hidangan santapan sahur dan berbuka kelak, atau menyusun acara-acara
untuk berbuka bersama dengan saudara, teman, sahabat atau kolega, serta sibuk
membeli perlengkapan ibadah yang serba baru untuk menambah semangat seperti
membeli Al Qur’an, sarung, peci, baju koko, mukena dan sajadah.
Memang tidak ada yang salah sama
sekali dengan persiapan-persiapan semacam itu, dan mungkin dengan niat
untuk menambah semangat ibadah serta mempererat jalinan silaturrahim, insa
Allah niat tersebut akan menjadi pahala kebaikan. Namun bukankah ada hal-hal
yang lebih baik dan utama untuk dipersiapkan, yaitu persiapan bathiniyah yang erat
hubungannya dengan keimanan dan ketaqwaan. Maka sudah sepatutnya melakukan berbagai
persiapan dalam rangka tarhib Ramadhan (menyambut Ramadhan). Ibarat sosok
tamu yang agung, kedatangannya mesti disambut dengan perasaan gembira dan suka
cita oleh umat Islam. Setelah sekian lama berpisah dengannya, maka tamu
yang agung ini kembali ditunggu-tunggu dan dielu-elukan
kedatangannya dengan penuh kegembiraan dan kerinduan yang sangat mendalam.
Ibarat kedatangan seorang tokoh atau
tamu penting di negeri ini seperti halnya kedatangan seorang presiden, raja, perdana
menteri, menteri, gubernur, bupati dan sebagainya, maka berbagai persiapan pun akan
dilakukan dalam rangka menyambut kedatangannya. Tentunya dengan protokuler
sampai dengan menghiasi dan membersihkan tempat yang akan dilewati dan
dikunjungi oleh pejabat dan tokoh penting tersebut sehingga penyambutannya
dilakukan dengan antusias dan kegembiraan. Maka hal sepatutnya juga dengan kedatangan
Ramadhan disambut lebih meriah dan gembira oleh umat Islam itu sendiri dibandingkan
dengan kedatangan tokoh atau pejabat tersebut. Ramadhan merupakan sosok tamu
agung dan mulia yang selalu dielu-elu kedatangannya dan dirindukan
perjumpaan dengannya.
Hal ini sangatlah wajar sekali,
mengingat tamu yang mulia ini yang namanya Ramadhan datang dengan membawa
berbagai keutamaan (fadhilah), baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Ramadhan dikatakan dan merupakan bulan rahmat, maghfirah dan pembebasan hamba
dari api neraka (itikun minan niran). Selain itu ternyata Ramadhan juga merupakan
bulan keberkahan, karena pada bulan ini pahala suatu amal shalih dan ibadah
dilipatgandakan nilainya oleh Allah swt. Demikian pula dengan keberkahan di
dunia dengan bertambahnya rezki seseorang pada bulan ini, terutama bagi para pelaku
usaha di bidang perdagangan kelontong, kue, pakaian muslim, dan lain sebagainya.
Begitu agung dan mulianya bulan ini sehingga pantas nabi menjulukinya sebagai sayyid asy-syuhur
(penghulu segala bulan). Maka sudah sewajarnya kedatangan tamu yang mulia ini
disambut oleh umat Islam dengan penuh kegembiraan dan persiapan yang meriah.
Bila tidak tentu ke-Islaman dan keimanan seorang yang mengaku dirinya
muslim perlu dipertanyakan dan discan kembali, bahkan bila perlu
diformat ulang agar bersih dari virus. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw
mengatakan bahwa:
لَوْ
يَعْلَمُ الْعِبَادُ مَا فِي رَمَضَانَ لَتَمَنَّتْ أُمَّتِي أَنْ يَكُوْنَ
السَّنَة كُلّهَا
“Seandainya hamba-hamba mengetahui apa yang ada
dalam apa yang ada pada bulan Ramadhan, niscaya umatku berangan-angan agar
Ramadhan terus berlangsung sepanjang tahun.”
Persiapan Menjelang Datangnya
Ramadhan.
Persiapan demi persiapan untuk tarhib
Ramadhan sangat penting dan perlu dilakukan, dengan tujuan agar suasana
Ramadhan menjadi sukses. Sebagaimana halnya ketika akan menghadapi suatu ujian (testing)
atau pertandingan (tournament), maka tentu terlebih dahulu mempersiapkan
diri, agar berhasil dalam ujian atau mencapai kemenangan dalam pertandingan.
Namun yang menjadi pertanyaan terpenting adalah bagaimana cara mempersiapkan
diri untuk menyambut Ramadhan agar menjadi sukses? Nah di antara persiapan tarhib
Ramadhan yang penting dan perlu dilakukan oleh ummat Islam adalah:
Pertama, biasakan
diri dengan memperbanyak
ibadah puasa sunnat pada bulan Sya’ban. Bukankah memperbanyak puasa pada Sya’ban
merupakan sunnah yang sangat dianjurkan oleh nabi. Dalam sebuah riwayat, dari
Aisyah ra ia berkata:
“Aku belum
pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa sebulan penuh melainkan pada
bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Rasulullah saw paling banyak
berpuasa dalam sebulan melainkan pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Bahkan dalam riwayat lain, dari Usamah
bin Zaid ra ia berkata, aku bertanya kepada Rasul:
“Wahai
Rasulullah, aku belumRasululla pernah melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain
yang sesering pada bulan Sya’ban”. Beliau bersabda, “Itu adalah bulan yang
diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Rajab dengan Ramadhan. Padahal
pada bulan itu amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Rabb semesta alam, maka
aku ingin amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. Nasa’i dan Abu Daud
serta dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
Mengenai pengkhususan puasa dan shalat
sunat seperti shalat tasbih pada malam nisfu sya’ban (pertengahan
Sya’ban) dengan menyangka bahwa ia memiliki keutamaan, maka tidak ada dalil
shahih yang mensyariatkannya sehingga para ulama ada yang berpendapat bid’ah
dan juga berpendapat bid’ah hasanah. Hadits-hadits yang dijadilan
sandaran sebagai keutamaan puasa dan shalat malam nisfu sya’ban itu dhaif
dan maudhu’ menurut para ulama hadits. Al-Mubarakfury dalam
kitabnya Tuhfah al-Ahwadzi (3/444) menyebutkan hadits nisfu sya’ban
dhaif. Ibnu Al-Jauzi menvonis tersebut maudhu’ dengan memasukkan
dalam kitabnya Al-Maudhu’at. Oleh karena itu, hadits-hadits
tersebut tidak bisa dijadikan hujjah dan tidak boleh diamalkan
berdasarkan ijma’ para ulama.
Kedua, mempersiapkan bekal ilmu yang memadai dalam rangka
menjalani ritual ibadah di Ramadhan, hal ini sangat penting dilakukan, mengingat
ibadah di Ramadhan adalah syarat dengan keutamanan-keutamaan yang tinggi
apabila menjalaninya sesuai dengan apa yang Allah swt perintahkan. Bahkan
sebelum Ramadhan datag saatnya kembali
untuk membuka dan mempelajari bab fiqh ash-shiyam (fikih
puasa). Seorang muslim wajib mempelajari ibadah sehari-harinya (ibadah praktis),
termasuk mempelajari fikih ash-shiyam, karena sebentar lagi akan
menjalankan kewajiban ibadah puasa. Endingnya tentu dalam rangka memahami
bagaimana tata cara puasa yang benar yaitu sesuai dengan petunjuk dan yang
diajarkan oleh nabi. Dengan mempelajari fikih puasa tentu akan dapat mengetahui
yang ada relevansinya dengan hukum puasa seperti rukun puasa, sunat, makruh dan
adab puasa, serta yang membatalkan puasa dan sebagainya. Sewajarnyalah
menjelang kedatangan Ramadhan, memperbanyak membaca buku-buku tentang puasa
Ramadhan dan ibadah lainnya yang berkaitan dengan Ramadhan itu sendiri seperti
shalat tarawih, i’tikaf dan taddarus Qur’an. Persiapan ilmu ini
wajib dilakukan untuk memasuki Ramadhan. Bukankah dengan bekal ilmu, ibadah
dapat dilakukan dengan cara yang benar dan diterima Allah saw sebagaimana Rasulullah
saw bersabda:
“Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan
kepadanya, maka Allah mudahkan pendalaman dalam menuntut ilmu agamanya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Ketiga, memberitakan khabar kegembiraan dengan masuknya
Ramadhan kepada seluruh ummat Islam. Hal ini sesuai dengan sabda nabi saw beliau
selalu memberi taushiah menjelang kedatangan Ramadhan dengan memberi
kabar gembira kepada para shahabatnya. Dalam sebuat riwayat dari Abu
Hurairah ra beliau mengatakan bahwa menjelang kedatangan Ramadhan, Rasulullah
saw juga bersabda:
يا
أيها الناس انه قد أظلكم شهر عظيم شهر مبارك فيه ليلة خير من ألف شهر فرض الله
صيامه وجعل قيام ليله تطوعا فمن تطوع فيه بخصلة من الخير كان كمن أدّى فريضة فما
سواه … وهو شهر أوله رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار
“Wahai sekalian manusia, sungguh hampir datang
kepada kalian bulan yang agung dan penuh barakah, di dalamnya terdapat satu
malam yang lebih baik daripada seribu bulan, Allah wajibkan untuk berpuasa pada
bulan ini, dan Allah jadikan shalat pada malam harinya sebagai amalan yang
sunnah, barangsiapa yang dengan rela melakukan kebajikan pada bulan itu, maka
dia seperti menunaikan kewajiban pada selain bulan tersebut …, dan dia
merupakan bulan yang awalnya adalah kasih sayang, pertengahannya adalah ampunan,
dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.”
Dalam hadits yang lain beliau pun
pernah bersabda:
“Barang siapa yang merasa gembira dengan masuknya
Ramadhan, Allah haramkan jasadnya masuk api neraka.”
Masih banyak ketentuan informasi hadits-hadits
yang menjelaskan tentang keutamaan Ramadhan, hal ini dilakukan oleh Rasulullah
saw untuk memberi motivasi dan spirit kepada ummat Islam dalam beribadah di
bulan suci Ramadhan.
Keempat, menjaga badan jasmani agar kesehatan
dan stamina fisik tetap terjaga, tujuannya agar tetap sehat dan fit dalam suasana
Ramadhan sangatlah penting. Mengingat kesehatan merupakan modal utama dalam melaksanakan
rutinitas sehari-hari termasuk untuk beribadah. Bukankah orang yang
sehat dapat melakukan ibadah dengan baik dan penuh semangat serta khusyu’.
Namun sebaliknya bila seseorang sakit bahkan sakit-sakitan, maka pelaksanaan
ibadahnya sangat terganggu dan tidak semangat bahkan bisa dia tinggalkan. Oleh
karenanya Rasulullah saw bersabda:
“Pergunakanlah
kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu,
masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa
luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR.
Al-Hakim).
Tidak kata lain kecuali menjelang
datangnya Ramadhan, agar kesehatan dan stamina fisik harus tetap dijaga, harus
menjalani pola hidup sehat, makan teratur, menu dan pola makan adanya gizi
seimbang, bahkan yang paling terpenting juga istirahat harus cukup. Perlu
diketahui Ramadhan adalah suatu bulan yang di dalamnya penuh dengan ujian-ujian
serta tantangan-tantangan yang dihadirkan oleh Allah swt kepada setiap
muslim sejati agar mendapatkan penaikan kualitas keimanan ketingkat derajat
taqwa.
Sebagai suatu instrumen dimana Allah swt
telah mempersiapkannya untuk hamba-Nya dalam rangka menempuh ujian
peningkatan derajat keimanan, maka Ramadhan menuntut ummat Islam secara
proporsional dan logis agar menguatkan setiap elemen internal yang dia miliki.
Terutama aspek fisik tadi yang menjadi alat utama dalam menjalankan ibadah
puasa di siang hari dan shalat tarawih di malam hari. Ibadah ini memerlukan
fisik yang cukup kuat untuk dilakukan secara kontinue. Oleh karenanya
persiapkan fisik dalam menempuh ujian-ujian secara komprehensif agar
derajat keimanan yang tinggi bisa diraihi di akhir Ramadhan.
Kelima, yang
terpenting juga dalam suasana penyambutan Ramadhan adalah membersihkan rumah
dan lingkungan hidup. Islam memerintahkan pemeluknya untuk selalu hidup bersih
dan sehat karena kebersihan merupakan bagian dari iman. Hal mana bisa dibuktikan
dengan perintah membersihkan diri dan tempat ibadah, terutama ketika mau melaksnakan
shalat atau melakukan ibadah lainnya. Untuk itu tidak ada kata lain kecuali
hanya mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih, maka perlu menjaga
kebersihan di rumah dan di sekitar lingkungan. jika kedatangan tamu ke rumah
atau ke desa, maka kesibukan membersihkan rumah dan lingkungan terasa
dilakasnakan. Bahkan rumah atau desa dihiasi sedemikian rupa, agar tampak indah,
asri dan bersih. Demikian juga sepatutnya dalam menyambut Ramadhan. Terlebih
lagi Ramadhan adalah bulan ibadah (syharu ibadah). Tentunya setiap orang
sangat menginginkan suasana ibadah yang nyaman dan khusyu’ dalam shalat
lima waktu, tarawih, tadarus dan i’tikaf. Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya.” (Al-Mukminun: 1-2).
Kekusyukan dalam ibadah akan mendatangkan ampunan Allah swt sebagaimana sabda
Rasulullah saw, “Jika kita menunaikan shalat lima waktu yang telah diwajibkan
Allah Swt dengan whudu’ yang sempurna, tepat waktu dan penuh khusyuk, maka
Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa kita. Orang yang tidak melakukan hal
itu, dia tidak termasuk dalam janji Allah. Jika Allah menghendaki ampunan, maka
Allah mengampuninya. Dan jika Allah menghendaki siksaan, maka Allah akan
menyiksanya.” (HR. Abu Daud).
Kantor, rumah, masjid, langgar dan
surau yang bersih dan indah tentu akan menciptakan suasana yang nyaman dalam
beribadah, sehingga akan mendatangkan kekusyukan dalam beribadah. Sebaliknya jika
kotor dan bau, tentu akan mengganggu kenyamanan dalam menunaikan ibadah
sehingga menghilangkan kekusyukan. Apalagi sampai menimbulkan berbagai macam
penyakit yang berbahaya akibat lingkungan yang kotor dan bau. Meskipun demikian
kebersihan badan dan pakain juga menjadi priorotas untuk datang ke tempat
penyelenggaraan shalat taraweh agar tidak menganggu kenyaman orang lain
beribadah.
Keenam, persiapan harta benda
dengan tujuan agar dapat memanfaatkan keberkahan Ramadhan, maka seyogianya
seorang muslim menyiapkan sebahagian hartanya sebelum kedatangan Ramadhan. Ramadhan merupakan bulan amal shalih, di
antara amal shaleh yang sangat digalakkan pada Ramadhan adalah berinfak dan bersedekah.
Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah saw dalam sebuah riwayat dari Ibnu
Abbas ra ia berkata:
“Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan,
dan sikap kedermawaaannya semakin bertambah pada bulan Ramadhan ketika
malaikat Jibril menemuinya untuyk mengajarkan al-Quran kepadanya. Dan biasanya
Jibril mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajari al-Quran.
Sungguh keadaan Jibril sangat dermawan pada kebaikan melebihi angin yang
berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka, sudah sepatutnya seorang muslim
dalam Ramadhan mengikuti kedermawaan Rasulullah saw. Selain itu persiapan
finansial ini juga sangat bermanfaat untuk keperluan bersahur dan berbuka
puasa. Terlebih lagi bila ingin menu berbuka puasa mencukupi dan sesuai dengan
standar gizi yang diperlukan oleh tubuh. Disamping itu tradisi akhir Ramadhan
saat merayakan Idul Fitri juga untuk membayar kewajiban zakat diri (fitrah)
untuk penyempurnaan pahala puasa yang dikerjakan dalam Ramadhan, bahkan yang
terpenting juga adalah dalam rangka memeriahkan rasa kegembiraan merayakan Idul
Fitri dengan berbagai serba pakaian baru.
Ketujuh, persiapan
mental dan spiritualitas sebab ujian yang
ditempuh selama Ramadhan bukan hanya ujian dalam aspek fisik belaka, namun juga
dari sisi aspek spiritual dan mental menjadi sarana ujian bahkan sisi ini yang
lebih banyak mendapatkan sorotan. Amat terasa bahwa ketika Ramadhan
sesungguhnya sedang melatih kedewasaan spiritual agar menjadi lebih stabil
dalam menjalani kehidupan selanjutnya di luar Ramadhan. Oleh karenanya
mempersiapkan aspek mental dan spiritual untuk bertarung secara all out
di Ramadhan adalah wajib tunaikan. Caranya memperbanyak ibadah sosial dan
memperbanyak dzikir kepada Allah swt agar diberikan kekuatan mental dan
spiritual ketika menjalani ibadah di Ramadhan.
Jiwa dan mental juga perlu persiapan,
sehingga ketika menyambut Ramadhan dengan rasa penuh kegembiaraan dan tulus
hati serta jiwa yang bersih. Siapkan diri untuk melakukan berbagai amal shalih
dan ibadah pada Ramadhan. Karena pada bulan ini seseorang akan beribadah puasa
dan lainnya dengan optimal dan fulltime selama sebulan penuh. Jiwa dan
mental harus dipersiapkan dengan penuh keimanan dan ketulusan hati dalam
beribadah. Dengan demikian, maka kesulitan dan sikap malas dalam ibadah bisa
diatasi dan dihilangkan. Ibadah pun menjadi terasa mudah dan
menyenangkan. Selain itu, hendaklah menyucikan jiwa dengan cara bertaubat
kepada Allah swt, agar jiwa bersih dari noda dosa. Demikian juga hendaklah
membiasakan diri untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah, seperti puasa sunnat,
shalat sunnat dan memperbanyak membaca Al Quran. Sehingga terlatih dan terbiasa
melakukan ibadah yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Coment Anda Disini